Wednesday 18 November 2015

Resha Falentia, Dia Sempurna dan Terlalu Sempurna Untuk Saya

Sedikit flashback, dan berbagi kisah yang telah saya alami pribadi.

Resha Falentia, dia lahir pada 14 Februari 1993 dan wafat 11 April 2008. Seorang wanita hebat, dia kuat, sangat cantik, baik, dan dia lah yang membuat saya merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dan dialah wanita terakhir yang menjadi kekasih saya, karena saya memutuskan ketika jatuh cinta lagi insya Allah saya lebih memilih taaruf dan langsung menikah. 

Echa begitu dia disapa, perkenalan pertama saya dengan dia begitu unik, ia dekat dengan teman saya, dan saya kenal begitu saja, dan berhubungan pun hanya melalui ponsel. karena seringnya berkomunikasi lewat sms, kami menjadi akrab, terlebih kami berdua pengidola Valentino Rossi, jadi antusias lah ketika kami saling sahut-sahutan via sms. dia orang yang care walaupun sedikit dingin, sementara saya yang aslinya datar dan sangat dingin jadi berubah menjadi bawel saat ia mulai banyak bertanya dan bercanda. Makanya saya agak terbuka seperti sekarang ini itu sedikit banyak berkat dia, walaupun usianya yang lebih muda 3 tahun dari saya, tapi sungguh dewasa dan sangat peka.

Saat ia ulang tahun saya memberikannya sebuah buku (Otobiografi Valentino Rossi) dan itulah saat pertama kali kami menghabiskan banyak waktu dengan mengobrol secara langsung, ternyata ia tidak sedingin yang saya bayangkan, bersamanya sangat seru.

Keakraban yang terjalin selama berbulan-bulan membuat kami layaknya kakak dan adik, saling melindungi, saling menjaga, tertawa dan bercanda, sampai akhirnya saya berbicara tentang penyakit yang dialaminya, saya mengetahuinya selama mengenalnya, tapi baru berani berbicara setelah kita akrab, dan ia mengakuinya bahwa ia sakit Leukemia, setelah itu perhatian saya terhadapnya menjadi lebih lagi, sampai sadar merasakan bahwa saya jatuh cinta, saya sangat mengaguminya.

Kata Cinta terucap dari saya, dan ia menjawab dan menerimanya, mungkin ini yang orang-orang bilang pacaran, kami selalu berhubungan baik, menanyakan kabar masing-masing dan ngobrol baik lewat sms, telpon dan bertemu langsung, tapi kita berdua tidak pernah mengalami yang namanya malam minggu atau keluar malam dan sebagainya, kita berdua paham bahwa pelajar yang baik tidak harus mengalami hal itu, kita berdua saling memotivasi dan pernah berkompetisi, walaupun beda jenjang sekolah (dia SMP sementara saya SMA) siapa yang meraih peringkat terbaik di sekolah, yang kalah akan memberikan hadiah, dan ternyata saya menang karena berhasil meraih Ranking 1 dan ia tak berhasil menyamainya. dan saya berhak meminta hadiah darinya, ia bertanya "hadiah apa yang kamu mau?" saya menjawab "aku mau kamu tetep semangat untuk sembuh, jangan nyerah OK" dan dia tersenyum, jujur saja senyumnya sangat indah ketika itu.

Hal yang tak saya inginkan terjadi, ia menelpon saya dan meminta menghentikan hubungan kita, saya kaget tidak mengerti kenapa, ia tak memberikan alasan dan menutup telponnya, saya telpon kembali tidak ada jawaban, saya sms pun tidak dibalas, saya punya asumsi ini mungkin karena beberapa Agenda di OSIS yang membuat saya kadang lama balas sms dan intensitas sms ke dia menurun,  baru sekitar sebulan saya kembali mengirim pesan kepadanya dan di jawab dengan agak kasar, jujur saya tidak peka, sangat tidak peka akan hal tersebut, setelah menerima pesan demikian saya malah benar-benar tidak lagi menanyakan kabarnya lagi, sampai kita benar-benar lost contact (karena pada saat itu saya menginjak kelas 3 dan fokus untuk UN). Setelah saya sadari ia menjauh mungkin karena tak ingin saya merasa sedih, ia melakukannya seorang diri, menahan dan menanggung bebannya sendiri.

Kabar yang kurang baik saya terima, Resha di Opname dirumah sakit, temannya Wulan dan Fitri memberikan kabar tersebut dan tahu kah apa kesalahan terbesar saya saat itu, saya tak sempat sedikitpun menjenguknya, saya terlalu banyak berfikir dan terlalu sibuk dengan pendaftaran kuliah saya, sangat egois. Celakanya ketika saya akan berangkat, saat itu juga saya menerima kabar bahwa Resha benar-benar meninggalkan dunia untuk selama-lamanya, saya benar-benar merasa bersalah dan berfikir kenapa ga dateng dari kemarin, kenapa ga di jenguk segera setelah dapat kabar tersebut, Penyesalan memang selalu hadir belakangan. Semoga teman-teman bisa belajar dari kesalahan saya, janganlah egois.

Resha Falentia, ia yang mengubah saya manjadi lebih dewasa, seorang yang tidak ada keraguan lagi untuk saya katakan "dia sangatlah sempurna dan terlalu sempurna untuk saya" sangat beruntung pernah menjadi kekasihnya, doa terbaik untuknya. Semoga salam dan permintaan maafku disampaikan oleh Allah Subhanahu Wa Taala.

Terima Kasih Echa.

7 comments:

  1. kak dim .. mungkin ulan baru baca blok ini ... dan tahukah .. banyak yang ulan salah kan ke kak dim .. mungkin echa dulu gak mau cerita tentang kenapa dia bs jauh dari kak dim ... karna yang echa blg sama yang kak dim tulis bertolak belakang sampai ulan dan pipit kiraq kak jahat banget sama echa .. maaf kita berpikir negatif kek ka dim ,, terimaksih kak dim mencintai echa dengan tulus ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya wajar ko Ulan, saat itu kk terlalu polos sementara echa dewasa banget, dia bisa menyembuyikan perasaan sesungguhnya, kk juga ga peka dan ga sadar kalo ada maksud yang harus kita sadari bersama-sama. kk juga sempet tahu kalo kk dibilang begini begitu, tapi cuma di tahan dalem hati, mungkin kk juga banyak salah ke Echa. untuk sekarang kita berdoa aja yang terbaik buatnya :)

      Delete
    2. iya kak .. gak putus* doa buat echa kak ... maaf ya klo ulan dan teman* udah mikir negatif kek kakak .. mungkin ada mksd dari echa yg belum bs di ngerti ..

      Delete
  2. Oh trnyata buku Rossi yg slalu dia bawa itu dari lu ya, jujur baru tau, dia bilangnya beli. Gatau banyak ttg kalian, tapi yg gue inget lo pacarnya, dan lo ga ada wktu sakit bhkan smpe saat trakhir, saat dia kdinginan menggigil tiap hari. tpi trnyata engga dmikian juga real nya. baca blog ini, jdi bisa inget kmbali. Thank you utk blog nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maafin saya kalo saat di Rumah Sakit sama sekali ga bisa hadir, nyesel terlambat mengambil keputusan, memang saat itu terlalu banyak berfikir, takut kehadiran saya malah memperburuk kesehatannya. tidak datangnya saya mungkin membuat saya dibenci dan hal itu bisa jadi ga gampang untuk dimaafin oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya Echa. yang saya bisa lakukan cuma berdoa yang terbaik buat dia.

      Delete
  3. Jadi kembali menangis mengingat Almarhummah, iya dulu kami pikir ka dimas yang menjauh dari almh, karena terlihat dari sikap acuh ka dimas ketika almh dirawat.. karena saat kejadian itu aku sam wulan sampe dateng kerumah ka dimas buat minta kaka datang kerumah sakit.. tapi saat itu ka dimas tidak bersedia menemui kita,, aku cuma bicara sama dika adiknya ka dimas..

    tapi sekarang mulai mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak kami ketahui mengenai kalian..

    semangat ya ka.. kita semua akan tetep sayang echa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini pasti Fitri ya, sebelumnya makasi ya udah mau anter Yasin Echa (sampe sekarang masih terjaga), terima kasih udah berjuang buat Echa, dan mohon maaf atas kesalahan saya.

      Delete