Rio Haryanto, pembalap F1 pertama asal Indonesia, punya skill komplit dan layak tampil disana (Formula One), Indonesia boleh bangga terhadap putra bangsanya yang satu ini, karena memang Rio Haryanto memulai karirnya benar-benar dari jenjang awal, yaitu go kart. Setiap perjalanan karir yang ditempuh benar-benar step by step.
Rio mulai menjadi sorotan sejak ia bertarung di GP3 series, dimana ia mampu tampil luar biasa dan dapat bersaing dengan calon-calon pembalap F1 waktu itu, seperti Esteban Gutttierez dan bahkan sempat berduel dengan Valteri Bottas, lalu berlanjut ke GP2 Series, disana Rio juga tampil spesial, karena ia mampu beberapa kali menunjukkan skill dan talentanya, paling kentara kala ia bersama Camposs Racing, Rio mampu finish di 4 besar klasmen GP2 Series tahun 2015.
Rio mulai menjadi sorotan sejak ia bertarung di GP3 series, dimana ia mampu tampil luar biasa dan dapat bersaing dengan calon-calon pembalap F1 waktu itu, seperti Esteban Gutttierez dan bahkan sempat berduel dengan Valteri Bottas, lalu berlanjut ke GP2 Series, disana Rio juga tampil spesial, karena ia mampu beberapa kali menunjukkan skill dan talentanya, paling kentara kala ia bersama Camposs Racing, Rio mampu finish di 4 besar klasmen GP2 Series tahun 2015.
Penampilan Rio Haryanto di GP2 membuatnya dilirik oleh Tim asal Inggris, Manor Racing. Hanya saja Manor adalah tim papan bawah yang mewajibkan pembalapnya ikut berkontribusi dalam pendanaan, tapi itu hal yang wajar buat tim F1 yang berstatus tim papan bawah, sebenarnya Rio tidak harus membayar (bahasa yang terlalu kasar untuk pembalap), dia hanya harus mendapatkan sponsor. yap, toh mereka yang mendanai Rio juga akan menyematkan nama atau logo brandnya di mobil Manor. Buat perusahaan, ini adalah lahan yang sangat baik, saya pribadi mengenal HP, Petronas, Redbull, Vodafone, Santander, Lenovo dari nonton Formula 1, ini adalah media yang sangat tepat untuk mengenalkan brand kedunia, skarang siapa orang yg nonton F1 ga penasaran dan bertanya, apa itu Pertamina, apa sih yg dijual Pertamina?. Logo dan tulisan Pertamina (juga Kiky) sering disorot ketika mobil dari Rio Haryanto dan Pascal Wehrlein sedang beraksi, belum lagi dari majalah, iklan, website dan satu lagi, walaupun sebagai tim papan bawah, Manor juga tidak murahan dalam mempromosikan siapa mereka.
Kembali ke Rio, dari 11 seri yang sudah saya lihat, Rio cukup baik, ia mampu beberapa kali finish dan fokus terhadap target balapan, meskipun ia selalu berada di posisi akhir, masih banyak PR yang harus segera ia selesaikan jika ingin bertahan di F1, mamungkin dari ta awam jika melihat performa Rio, sebagai patokannya ialah Pascal Wehrlein. sangat tepat, memang hal yang cukup logis, ia adalah rekan satu tim Rio, menggunakan mobil yang sama dan usia juga tidak terpaut jauh, hanya Wehrlein unggul dalam mencicipi mobil F1 dan support yang ia dapatpun tidak main-main, langsung dari Mercedes.
Rio VS Wehrlein, sampai saat ini Wehrlein unggul dari Rio, dari penampilan yang atraktif dan agressif pada saat race selalu dapat sorotan, otomatis ia menjadi perbincangan dikalangan F1. Bagaimana dengan Rio?, Rio sepertinya punya kelemahan terhadap pace saat race belum lagi pada akhir-alhir balapan selalu terpaut jauh, entah itu karena faktor strategi yang diterapkan oleh timnya, atau dari faktor diri Rio sendiri. Selanjutnya kualifikasi, Wehrlein telah unggul meski sebelumnya ia selalu ditempel ketat oleh Rio (salut dengan Rio bisa bersaing ketat di kualifikasi), para pecinta F1 disini mulai memperhitungkan Rio, karena Pascal adalah pembalap F1 yang digadang-gadang bakal menjadi pembalap papan atas yang di spupport Mercedes, timbul pertanyaan, kenapa catatan Rio dan Pascal ini sangat bersaing?, dan seandainya kalah tidak terpaut jauh, disini Rio bisa meyakinkan kepada orang-orang bahwa ia juga sangat layak di F1. Hal lain yang menarik dari Rio adalah, ia sering mencatatkan top speed tertinggi, ya setidaknya ini bagus juga untuk menjadikannya sorotan walaupun impactnya tidak sebesar saat race.
Sebagai penutup, Rio adalah pembalap F1 yang layak bertahan disana, berikanlah ia kesempatan untuk adaptasi tahun ini dan dimusim yang akan datang bisa bertahan untuk pembuktiannya. semoga saja ada tim yang sedia merekrutnya untuk tetap membalap di F1, saya juga ga mau banyak komentar mengenai nasib akhir Rio setelah seri ke 11 ini, apapun yang terjadi tetaplah berkarya, dan tampilah sebaik mungkin. Harumkan nama Indonesia.
No comments:
Post a Comment